Baguette merupakan salah satu simbol gastronomi Prancis yang
paling dikenal di seluruh dunia. Dengan ukurannya yang panjang dan ramping, tekstur kulit yang renyah, serta bagian dalamnya yang lembut dan berongga, baguette tidak hanya sekadar roti, melainkan juga bagian dari gaya hidup masyarakat Prancis. Tidak mengherankan jika baguette diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO sejak tahun 2022.
Sejarah dan Asal Usul Baguette
Baguette mulai terkenal di Prancis pada awal abad ke-20, meskipun bentuk aslinya sudah ada sejak abad ke-18. Istilah “baguette” sendiri berarti “tongkat” atau “batang kecil” dalam bahasa Prancis, yang merujuk pada bentuk roti yang panjang dan ramping.
Roti yang Tumbuh Bersama Budaya Kota
Pada masa industri, kehidupan di kota besar seperti Paris mengalami perubahan yang drastis. Manusia tidak lagi memiliki waktu untuk menyiapkan roti buatan rumah yang memerlukan waktu lama. Maka muncul baguette, roti yang dapat diproduksi lebih cepat dengan tekstur ringan dan renyah yang sesuai dengan selera masyarakat urban. Dalam waktu singkat, baguette menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas masyarakat Prancis — dimakan untuk sarapan dengan selai, sebagai bekal makan siang, atau menemani makan malam.
Ciri Khas dan Proses Pembuatan Baguette
Baguette otentik memiliki karakteristik khas: panjang sekitar 65 cm hingga 1 meter, berat sekitar 250 gram, dan kulit luar yang garing berwarna emas. Bagian dalamnya harus lembut, dengan lubang udara alami yang dihasilkan dari fermentasi adonan.
Bahan-Bahan Sederhana, Hasil Luar Biasa
Keajaiban baguette terletak pada kesederhanaan komposisisnya:
Tepung terigu
Air
Ragi (atau ragi alami)
Garam
Walaupun terlihat sederhana, kunci keberhasilan pembuatan baguette terletak pada teknik: adonan harus difermentasi dengan tepat, dibentuk dengan tangan, dan dipanggang di oven bersuhu tinggi dengan uap agar kulitnya menjadi renyah sempurna.
Teknik Khusus dalam Pembuatan
Autolysis: Adonan dicampur tanpa garam dan ragi terlebih dahulu agar gluten bisa terbentuk secara alami.
Fermentasi panjang: Ragi bekerja perlahan selama beberapa jam atau semalam untuk menghasilkan aroma dan tekstur yang khas.
Scoring: Sebelum dipanggang, permukaan adonan diiris dengan silet tajam agar uap bisa keluar dan roti dapat mengembang dengan sempurna.
Fungsi dan Peran Baguette dalam Kehidupan Prancis
Baguette bukan hanya makanan pokok di Prancis — ia merupakan bagian dari identitas nasional. Hampir setiap rumah di Prancis memiliki baguette segar setiap pagi. Toko roti lokal, atau boulangerie, seringkali menjadi pusat kehidupan komunitas, tempat orang saling menyapa saat membeli roti.
Baguette dan Etiket Prancis
Ada etika tertentu dalam menikmati baguette. Umumnya, baguette disantap tanpa dipotong menggunakan pisau. Orang Prancis lebih menyukai untuk mematahkannya dengan tangan. Roti ini sering disajikan tanpa tambahan apapun saat makan malam, hanya sebagai pendamping untuk menyerap saus atau dinikmati bersama keju.
Inovasi dan Variasi
Saat ini, baguette hadir dalam berbagai variasi, seperti baguette au levain (dengan ragi alami), baguette aux céréales (dengan biji-bijian), dan baguette tradition, yang dibuat mengikuti metode tradisional tanpa bahan tambahan kimia.
Baguette di Dunia Internasional
Popularitas baguette melebihi batas-batas negara. Di banyak negara, baguette diadaptasi dengan sentuhan lokal. Di Vietnam, baguette menjadi dasar bagi bánh mì, roti lapis khas yang menggabungkan budaya kolonial Prancis dengan cita rasa Asia Tenggara. Di Amerika, baguette digunakan dalam sandwich modern, disajikan bersama daging asap atau sayuran panggang.